© Robert Hutchinson
© Juan martinez
© Lars Petersson | My World of Bird Photography

Ciung-air jawa Mixornis flavicollis

Sign in to see your badges

Identification

POWERED BY MERLIN

Burung endemik Jawa berukuran kecil dan kusam. Biasanya bersifat lokal dan tidak umum di habitat hutan dataran rendah yang semakin berkurang, serta tepian hutan. Penampakan tidak mencolok; perhatikan paruh runcing berpangkal merah muda, ekor lebar dengan panjang sedang, dada polos kuning oranye, dan pipi kelabu. Subspesies "prillwitzi" di Pulau Kangean (yang sering diperlakukan sebagai spesies sendiri atau sebagai subspesies dari ciung-air coreng atau ciung-air melayu) secara keseluruhan lebih kusam, dengan tubuh bawah cokelat pucat kekuningan, serta mahkota dan punggung lebih bersapu kelabu-zaitun. Saling berpasangan atau dalam kelompok kecil di dekat tanah atau di strata tengah, menusuk-nusuk dan membalikan daun seperti burung ciung-air pada umumnya. Nyanyian dari populasi di Jawa berupa suara mirip takur “dok dok dok dok dok dok”; panggilan antara lain berupa "djew" serak, "chewee" berdecit, serta ocehan pendek dan kering. Nyanyian dari populasi di Kangean tidak terlalu sendu dibandingkan dengan populasi di Jawa; dengan panggilan antara lain berupa ocehan mengalun kering.

POWERED BY MERLIN